SEJARAH KOTA TANJUNG PINANG
BY:KELOMPOK 2 SMPN12 TPI TIMUR
Kota Tanjungpinang
Tanggal :28 febuari 2017
Kota Tanjungpinang
كوتا تنجوڠڤينڠ
| ||
---|---|---|
Pemandangan Kota Tanjungpinang
كوتا تنجوڠڤينڠ
| ||
| ||
Semboyan: Jujur Bertutur Bijak Bertindak
| ||
Lokasi Kota Tanjungpinang
كوتا تنجوڠڤينڠ di Pulau Bintan
| ||
Lokasi Kota Tanjungpinang
كوتا تنجوڠڤينڠ di Pulau Bintan
| ||
Koordinat: 1°5′0″LU 104°29′0″BT
| ||
Hari jadi
| ||
Ibu kota
| ||
Pemerintahan
| ||
H. Lis Darmansyah
| ||
Populasi ((2014))[1]
| ||
• Total
|
203,153 jiwa
| |
• Kepadatan
|
848/km2 (2,200/sq mi)
| |
Demografi
| ||
• Agama
| ||
• Bahasa
| ||
WIB
| ||
4
| ||
18
| ||
Tanjungpinang atau Tanjung Pinang (disingkat Tg. Pinang) adalah ibu kota dari Provinsi Kepulauan Riau, Indonesia. Kota ini terletak di Pulau Bintan dan beberapa pulau kecil seperti Pulau Dompak dan Pulau Penyengat, dengan koordinat 0º5' LU dan 104º27' BT. Kota Tanjungpinang dahulunya adalah pusat pemerintahan Kesultanan Riau-Lingga. Sebelum dimekarkan menjadi kota otonom, Tanjungpinang adalah ibukota Kabupaten Kepulauan Riau (sekarang Kabupaten Bintan). Kota ini juga awalnya adalah ibukota Provinsi Riau (meliputi Riau daratan dan kepulauan) sebelum kemudian dipindahkan ke Kota Pekanbaru.
Kota ini memiliki cukup banyak daerah pariwisata seperti Pulau Penyengat yang hanya berjarak kurang lebih 2 mil dari Pelabuhan Sri Bintan Pura, Pantai Trikora dengan pasir putihnya terletak kurang lebih 65 km dari kota, dan Pantai Buatan yaitu Tepi Lautyang terletak di garis pantai pusat kota sebagai pemanis atau wajah kota (waterfront city).
Pelabuhan Laut Tanjungpinang di Sri Bintan Pura memiliki kapal-kapal jenis feri dan feri cepat (speedboat) untuk akses domestik ke pulau Batam dan pulau-pulau lain seperti Kepulauan Karimun dan Kundur, serta kota-kota lain di Riau. Pelabuhan ini juga merupakan akses internasional ke Malaysia dan Singapura
Sejarah
Berdasarkan Sulalatus Salatin, Tanjungpinang merupakan bagian dari Kerajaan Malaka. Setelah jatuhnya Malaka ke tanganPortugal, Sultan Mahmud Syah menjadikan kawasan ini sebagai pusat pemerintahan Kesultanan Malaka. Kemudian menjadi pusat pemerintahan Kesultanan Johor, sebelum diambil alih oleh Belanda setelah mereka menundukan perlawanan Raja Haji Fisabilillah tahun 1784 di Pulau Penyengat.
Pada masa Hindia Belanda, Tanjungpinang merupakan pusat pemerintahan Karesidenan Riouw. Kemudian di awal kemerdekaanIndonesia, menjadi ibu kota Provinsi Riau. Pada tahun 1957, Tanjungpinang menjadi ibu kota Provinsi Riau. Namun dua tahun kemudian ibu kota propinsi itu dipindahkan ke Pekanbaru.[2] Setelah itu statusnya menjadi Kota Administratif hingga tahun 2000. Berdasarkan UU Nomor 5 Tahun 2001, pada tanggal 21 Juni 2001 statusnya ditingkatkan menjadi Kota Tanjungpinang. Pusat pemerintahan yang semula berada di pusat Kota Tanjungpinang, kemudian dipindahkan ke Senggarang (bagian utara kota).[3]Hal ini bertujuan untuk pemerataan pembangunan serta mengurangi kepadatan penduduk yang selama ini berpusat di Kota Lama (bagian barat kota). Pada tahun 2002, Kota Tanjungpinang kembali menjadi ibu kota provinsi, yakni Provinsi Kepulauan
TANJUNG PINANG ZAMAN DULU |
PAK LIS DARMSYAH |
Pemerintahan
Pada tahun 2002 Dra. Hj. Suryatati A. Manan terpilih sebagai walikota pertama melalui pemilihan oleh DPRD Kota Tanjungpinang. Pada tahun 2007, ia terpilih kembali untuk menjadi Wali Kota Tanjungpinang. Kemudian pada tahun 2013, ia digantikan oleh H. Lis Darmansyah.
Kecamatan-kecamatan di Kota Tanjungpinang adalah:
Pariwisata
Pulau Penyengat merupakan salah satu kawasan wisata di Kota Tanjungpinang. Pulau seluas 3,5 km² ini berada di sebelah barat kota Tanjungpinang dan dapat ditempuh 15 menit dengan transportasi laut. Pada pulau ini terdapat banyak peninggalan lama dengan wujud bangunan dan makam yang telah dijadikan situs cagar budaya. Selain itu juga dijumpai kelenteng atau vihara di kawasan Kampung Bugis dan Senggarang yang sekaligus menjadi kawasan wisata religi. Wisata lainnya juga dapat ditemukan di Pantai Impian, Tugu Pensil, Tepi Laut, Mall Ramayana Tanjung Pinang, Bestari Mall, Bintan Indah Mall, Tanjungpinang City Center dan sebagainya.
Pariwisata di Kota Tanjungpinang ditunjang oleh adanya 8 hotel berbintang, 32 hotel melati,[2] 34 rumah makan dan pusat-pusat belanja yang terdiri dari 13 supermarket serta pertokoan yang tersebar di wilayah kota. Pada tahun 2014, jumlah kunjungan wisatawan mancanegara sebagian besar berasal dari Singapura (71,39%) dan diikuti oleh Malaysia (13,71%). Wisatawan dari luar ASEAN terutama berasal dari China (3,31%), India (2,21%) dan Inggris (1,08%).[2] Kota ini juga menawarkan sajian kuliner aneka hidangan laut dan masakan Cina
INILAH MACAM MACAM PARIWISATA DI TANJUNG PINANG
INILAH MACAM MACAM PARIWISATA DI TANJUNG PINANG
MASJID PENYENGAT |
PANTAI TRIKORA |
WISATA PATUNG SERIBU |
Tidak ada komentar:
Posting Komentar